Editor:
Suroso & Tejo Priyono
Tata Letak:
Kuncoro Adi Broto
Gambar Sampul:
Kartun Perlawanan, Pensil warna diatas kertas 30x 40 cm
Penerbit:
Sekretaris Bidang Seni Sastra Jaker
Http://jakker.blogspot.com/
Distributor:
Doea Lentera, JLn Cikoko Barat 1 No 11
Rt.007/03, Kel Cikoko – Pancoran
Pengutipan untuk keperluan resensi dan keilmuan dapat
dilakukan setelah memberitahukan terlebih dahulu pada
Sekretaris Bidang Seni Sastra Jaker
Memperbanyak atau reproduksi buku ini dalam bentuk apapun untuk kepentingan komersial tidak
dibenarkan kecuali untuk perjuangan meningkatkan kesadaran berpolitik kaum buruh Indonesia
Daftar Isi
1 . Sandal Jepitku ……………………………………………..........
2 . Upah …………………………………………………………….
3 . Keadilan ………………………………………………………...
4 . Upacara di Pabrik ...................................................
5 . Sakia …………………………………………………………....
6 . Proses ……………………………………………………...........
7 . Bermalam di Pabrik ………………………………..............
8 . Buruh Kontrak …………………………………………...........
9 . Pagi Menjemput Lelahku …………………………...............
10 . Drop Out ………………………………………………….......
11. Puisi Buat Kawanku Di Villa Tugu 146 .........................
12 . Berjuanglah Buruh ……………………………......................
13 . Perjuangan Tanpa Batas ……………………….....................
14 . Mawar Di Tepi Jurang .............................................................
15 . Ibu
16 . Kota Kelahiranku ............................................................................................
17 . Buruh ………………………………………………………...
18 . Keadilan Yang Buta …………………………….....................
19 . Rindu Kami ……………………………………………….....
20 . Sama Yang Berbeda ………………………………................
21 . Aku Menuntut Perubahan …………………….....................
22 . Satukanlah …………………………………………….........
23 . Kepada Para Pejuang Buruh ……………….........................
24 . Perjuangan …………………………………………….........
25 . Kita Akan Balas ………………………………………..........
26 . Seorang Buruh Masuk Toko …………….............................
27 . Bukan Kata Baru …………………………………...............
28. Satu Mimpi Satu Barisan ………………………..................
29 . Makin Terang Bagi Kami …………………….....................
30 . Leuwigajah Masih Haus ……………………………............
31 . E d a n ………………………………………………………
32 . Bukan Di Mulut Politikus Bukan Di Meja SPSI ..................
33 . Perjuangan ……………………………………………........
34 . Kehidupan ………………………………………………....
35 . Tujuh Diam ………………………………………………..
36 . Kebangkitan …………………………………………….....
37 . Dunia Baru ……………………………………………........
38 . Derita Sang Anak ………………………………..................
39 . Aku ………………………………………………………...
40 . Bukan Mimpiku ……………………………………….......
KATA PENGANTAR
Antologi Puisi Buruh - JAKER
Salam Budaya Pembebasan
Pada peristiwa “Sabtu Kelabu” 27 Juli 1996, JAKKER turut menjadi kambing hitam. Karena kondisi tersebut membuat JAKKER terus bergerak dari bawah tanah dengan menyuarakan tuntutan kesenian yang anti militerisme dan anti humanisme universal dengan bendera Graphic Guerilla menggunakan media poster dan selebaran.
“Massalkan Seni
Dengan Berkesenian Bersama;
Buruh, tani, kaum miskin kota dan Rakyat Tertindas Yang Lain”
pjs Ketua Umum Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat – JAKER
- Cuty -
SANDAL JEPITKU
seperti biasa tanggal 20
aku menerima upah
dan seperti biasa pula tanggal 20
aku membayar sewa rumah
serta arisan
sudah lama sendal rusak
aku ingin menggantinya
aku menuju kios kecil
di pojok belakang KBN
aku memilih milih sandal, sepatu
aku kaget
dan aku menggerutu:
“mahal sekali”
uangku tak cukup buat beli
dan bertanya dalam hati
kapan aku bisa beli..?
24 mei 2005
kami tidak minta banyak
kami tidak minta kemewahan
kami hanya ingin hidup layak
inilah keinginan kecilku
kami buruh!
kami adalah roda penggerak ekonomi negara
tapi..
nasibku selalu tertindas
kami jadi budak di negeri sendiri
pikiran
umurku
;selalu jadi obyek kepentingan
upah yang kami dapat; terlalu murah
upahku tidak cukup buat menopang hidup
terus dengan siapa nasib ini kusandarkan??..
kami tidak akan pernah diam
kami akan tetap menuntut
ke…se…jah…teraan
KEADILAN
keadilan tak mungkin kita tunggu
jangan pernah takut
untuk menggungkap kebenaran
walau sepahit apapun itu
buang rasa takutmu
karena ketakutan
akan menghilangkan akal sehat kita
dan yakini bahwa kita di jalan kebenaran
kita ini buruh!
rakyat kecil!
kawan…
buruh sendirilah yang tegakkan kebenaran untuk gapai keadilan
akan keadilan!
__________________________________
Cuty tinggal di Jakarta Utara, bekerja
di PT Golden Continental Kawasan Berikat
Nusantara Cakung, ia juga aktif sebagai
Pengurus Kota Front Nasional Perjuangan
Buruh Indonesia (FNPBI) Jakarta Utara.
- Lami -
UPACARA di PABRIK
setiap hari senin mengingatkanku
waktu aku masih sekolah
tapi upacaraku tidak di tengah lapangan
melainkan di tengah tengah mesin tua
disamping tumpukan baju
diatas lipatan karton
hanya berdiri tegak sempurna
mendengarkan lagu indonesia raya
kuperhatikan kawan kawan
ada yang acuh
ada yang ngantuk
ada yang bersandar
ada juga yang bercanda
hanya aku yang merasa buruh belum merdeka
selama kita masih ditindas di negeri sendiri
Semper, 25 Mei 2005
dengan tergesa gesa
turun dari tangga
dengan teriakan:
“Aima aigo sakia a.. cepat! a..”
tadinya aku menganggap
itu judul lagu saja
diulang lagi
“Sakia export a.. cepat!..”
rasa penasaranku memaksa
bahasamu yang tidak aku mengerti
apa Sakia itu?
setelah aku tahu ternyata
Sakia itu ANJING
dengan geram aku bergumam
setan yang lebih lebih dari setan!
Semper, 24 Mei 2005
dari sehelai benang
menjadi gulungan bahan
digudang telah berdiri dan berbaris
seakan antri untuk digelar
dan digambar
lalu potong oleh cating
sewing duduk membungkuk
menunduk pijakan jarum yang lincah
diatas kain dengan kaki menginjak mesin
qiusi memeriksa baju yang sudah jadi
dimana yang bagus dan jelek
hanya dengan menandai tanda gambar panah
finishing aku ambil baju satu persatu
aku congkel congkel benang yang nyelip
aku cubit cubit benang yang pendek
kukupasi sticker angka
kulihati dan kubersihkan
goresan kapur putih
packing beribu ribu karton tersusun tinggi
berbondong bondong karton terangkat
staping masuk kontainer
export membutuhkan proses yang lama
dan waktu yang melelahkan
Jakarta, 3 juni 2005
sepet mataku memasuki area pabrik
dengan menatap nanar aku melihat
karton karton malang melintang
box kayu dipenuhi tumpukan baju
suara deru mesin
jeritan bunyi lakban
di tambah geretan rolly
membuat suasana semakin panas
dari jauh teriakan dan gemboran pengawas
dengan menggebrak meja
memukulkan obeng ditiang besi
membuatku takut dan gugup
hari mulai petang
tidak terpikirkan kapan kita pulang
hingga keringatpun tidak sempat kita lap
jam 12 malam
buruh buruh mulai terlihat keluar masuk
dengan mata sayup karna menahan ngantuk
pagi menjelang siang
pekerjaan yang tidak terkejar
bau keringat dimana mana
karna dari pagi ketemu pagi
kita tidak mandi
dari pagi ketemu pagi
kita tidak gosok gigi
terasa matahari diatas kepala
dengan muka pucat badan gemetar
aku melangkah pulang dengan
menahan lapar tanpa membawa upah
Jakarta, 1 Juni 2005
nasib buruh kontrak
waktu kerja yang tidak ditentukan
kapan saja bisa terlempar
kerja tak tenang selalu dihantui PHK masal
aku buruh kontrak
hakku dibedakan dengan karyawan tetap
cuty haid tak kudapat
uang transport tak diberi
aku rajin tetap tersingkir
aku takut semakin terpuruk
aku melawan nasibku terancam
aku diam semakin tertindas
siang malam tenagaku terkuras
bila saat waktunya aku dikeluarkan
inilah kebijakan pemerintahan yang-
membuat buruh semakin terjepit.
Jakarta 9-juni-2005
PAGI MENJEMPUT LELAHKU
lelapku terjaga sang matahari
siang meninggalkan malam
lelahku telah menunggu
tidak siang tidak malam
dipaksa menghamba
di satu tempat..
tempat yang takut
tempat yang terpaksa
tempat tak berani dan melelahkan
rasa takut dan tak berani
yang tidak pernah aku ketahui
yang membuatku harus menghambakan diri..
Jakarta 21-12-2005
_____________________________________
Lami tinggal di Jakarta Utara, bekerja di
PT Myungsung Kawasan Berikat Nusantara
Cakung, ia juga merupakan Koordinator
Sanggar KAPUAS Cakung.
DROP OUT
seminggu yang lalu aku di PHK
seminggu yang lalu aku kehilangan pekerjaan
seminggu sudah aku jadi pengangguran
seminggu sudah aku berpisah
dengan kawan-kawan di pabrik
tapi…
aku tidak menyesal
dengan kenyataan ini
aku harus menatap ke depan
dan hari esok akan kusambut
dengan penuh harap
dan aku akan tetap berjuang
demi menggapai keinginan ku
aksi Katexindo 14-16 mei
mengantarkan aku di phk
Jakarta Utara, 18 juni 2005
PUISI BUAT KAWANKU Di VILLA TUGU 146
kawanku yang manis
kau hindari aku dengan acuhmu
kau palingkan aku dengan romanmu
di saat berpapasan
tetapi……
di belakang kau sempat perhatikan aku
disaat keluar dari tempat bekerja
padahal aku tak pernah punya
yang namanya pikiran kotor ataupun jahat
terhadapmu
juga aku merasa senang
bila aku melihatmu walaupun
sekedar dari jauh
ingin sekali aku akrab
dan jadi kawan ataupun saudara
karna memang kita adalah saudara
kenapa…
karena menurutku
kau seorang yang unik
18 Juni 2005
_____________________________
Atin, ex-PT Karwell KBN Cakung.
Tinggal di Tanjung Priok
BERJUANGLAH BURUH
dimata mereka yang tinggi
rendahlah kamu
diantara yang besar
kecillah kamu
namun janganlah kamu mundur atau takut
walaupun mereka tinggi
ada lagi yang lebih tinggi
walaupun mereka besar
ada lagi yang lebih besar
memeras dan menindas
sudah menjadi kerja mereka
tapi buruh harus beringas
agar mereka susah untuk bernafas
kalau buruh diam jangan harap..
belenggu akan terlepas.
Jakarta, 25 Mei 2005
_________________________________________
Ika Qodarwati tinggal di Tanjung Priok Jakarta
Utara, bekerja di PT Sainath I Pelabuhan 1
Tanjung Priok.
PERJUANGAN TANPA BATAS
semakin hari langkahmu
semakin mantap
setiap pijakanmu adalah
semangatmu
sinar bola matamu
memancarkan keyakinan
lelah mungkin itu yang kau rasa saat ini
namun kau tak pernah gentar menghadapinya
kau berdiri tegak diatas kerikil kerikil tajam
walau keringat selalu membasahi dahimu
kau tetap yakin dengan pendirianmu
beribu ancaman kau terima
namun tak sedikitpun menggoyahkan hatimu
kau telusuri jalan demi jalan
untuk mencapai tujuanmu
maju..
majulah pahlawanku
lawan..
lawan setiap tangan yang selalu mencambukmu
jangan pernah menyerah menghadapi mereka
dan jangan pernah runtuh meski mereka
akan menggempur barisanmu
Jakarta, 27 Mei 2005
_____________________________________________
Vera Astuti tinggal di Tanjung Priok Jakarta Utara,
selain berkesenian juga sebagai Programmer
di Bimbingan Belajar KUMON.
MAWAR DI TEPI JURANG
kau indah tapi sulit di jangkau
tiap mata yang melihat pasti menyukaimu
semua ingin memilikimu
tapi itu tak mungkin
kau begitu indah berada disana
walau begitu..
tapi kau kadang menyakitkan
duri..
yah duri di tangkaimu
bisa melukai tangan seseorang
mawar di tepi jurang
kau jauh
namun teras begitu dekat
Jakarta, 26 Mei 2005
kau adalah orang yang kukagumi
tiap kata katamu
adalah butiran mutiara
kau selalu tersenyum dihadapan anakmu
walau aku tahu hatimu terluka
ibu..
dengan apa aku harus
membalas jasamu
kasih sayangmu jadikan aku dewasa
hanya doa yang dapat keberi padamu ibu..
Jakarta, 27 Mei 2005
jakarta itulah nama kota kelahiranku
disinilah diriku dilahirkan dan dibesarkan
dikota ini juga aku bekerja
dan kukenali lingkunganku
jakarta penuh dengan hiruk pikuk
kebisingan dan kekerasan
tapi itu semua kurasakan sudah biasa
gedung gedung pencakar langit
tempat tempat hiburan
rumah dan kendaraan mewah
bahkan rumah-rumah kumuh
semuanya tumpah disini
impian indah ingin ke jakarta slalu ada
dalam benak tiap orang yang belum ke jakarta
jakarta walau kau kadang begitu kejam
namun kau tetap kota tempat tinggalku.
Jakarta, 30 Mei 2005
______________________________________
Rita Kontriawati tinggal di Tanjung Priok,
sehari hari ia bekerja di PT Sainath I Pelabuahan I
Tanjung Priok.
- Marhamah -
BURUH
seberapa jauh jarak yang kita tempuh
namun semua akan bertemu kembali
seberapa berat kerjaan yang kita pikul
kalau kita giat pasti akan bisa dilakukan
buruh..
apa sih yang diharapkan dari buruh?
kerja dipaksa
tenaga habis
masa depan suram
mana pernah kita mengeluh dengan keadaan kita
apa yang bisa kita lakukan?
apakah kita akan selamanya akan ditindas
mana keberanian kita
untuk memenangkan hak hak kita
ayo semuanya..
harus berani melawan penindas
hidup buruh!
Jakarta, 4 Juni 2005
_______________________________
Marhamah tinggal di Warakas, bekerja di
PT Karwel Pelabuhan I Tanjung Priok
ketika demo..
tak ada satupun yang membela kita
pengusaha menindas dan menjajah semua buruh
kaum buruh sengsara hingga kini menderita
nasib tak datang dengan jelas
penyelesaian tak kunjung tiba
yang ada hanya derita
luka yang kian membara
buruh terus di injak injak
hak hak kita tak diberikan
kapan.. kapan semua ini akan berakhir?
apakah kita harus menerima
tanpa ada perlawanan dan usaha
ingat kawan..
mari kita bersama sama
tolak penindasan galang kemenangan
karena hanya pada diri kita sendiri
nasib akan berubah
______________________________
Kiriman Retno FNPBI Jawa Tengah.
Diambil dari Kolom Budaya;
Seruan Buruh Edisi XVII,
Januari 2002
RINDU KAMI
sungguh, buruh selalu bertanya
kapan hari itu tiba?
dimana hari itu
buruh bisa membeli barang hasil karyanya
yang harganya 10 x lipat
melebihi upah yang di terima
dimana hari itu
buruh bisa merasakan menu KFC
tanpa memikirkan bon yang menumpuk di warung
bila hari itu: transport, biaya kesehatan, kontrakan-
ditanggung pengusaha
buruh boleh dibilang sejahtera
dimana hari itu
buruh bebas mendirikan organisasi
tak ada pemaksaaan untuk
masuk SPSI
itulah kemerdekaan
dimana hari itu
sistem kapitalis
tumbang-berganti sosialis
dimana buruh ikut menentukan roda pemerintahan
itulah kemenangan
sungguh, kami rindu itu
dimana buruh bebas dari segala bentuk penindasan
dan kami tidak hanya menanti
akan kami rebut
hari kami yang terenggut
buruh bersatu tak bisa dikalahkan!
_______________________________
Diambil dari Kolom Budaya;
Seruan Buruh Edisi ke III,
Agustus 1999
kau dan aku sama tapi berbeda
setiap tetes keringatku adalah kerja
sementara kau tinggal berpangku tangan
menanti hasil.. menerima
menimpakan kesalahan padaku
kau dan aku sama tapi beda
karena kau bela pengusaha
sementara aku singsingkan lengan baju
bahu membahu merebut hak hak-ku
hanya karena kau duduk di kursi rotan
sedangkan aku di bangku kayu
kamu lupa ada yang sama pada kita kita
oh.. mandorku, ada yang kamu lupa
kita adalah sama
sekumpulan buruh yang ditindas
diperas tenaga tanpa terasa
sementara dia ongkang ongkang
ngitung laba di kursi goyang
oh.. mandorku, berapa sich yang kau terima?
hingga sikapmu berubah
bertindak melebihi boss
ikut ikutan menindasku
seolah ini pabrik moyangmu
oh.. mandorku, sadarlah
kita sama:kuli, buruh pabrikan
bersama mencari penghidupan
karena itu ikutlah aku
lupakan segala beda
bersatu melangkah maju!
_____________________________________
Kiriman buruh PT Binoli Inti Karya Jakarta Utara.
Diambil dari Komite Buruh untuk Aksi Reformasi
(KOBAR) edisi VII Minggu ke II – November 1998
AKU MENUNTUT PERUBAHAN
seratus lubang kakus lebih
berharga bagiku
ketimbang mulut besarmu
tak penting siapa yang menang nanti
sudah bosan kami dengan model urip kayak gini
ngising bingung
hujan bocor
kami tidak butuh mantra
jampi jampi atau janji
atau sekarung beras dari gudang
makanan kaum majikan
tak bisa menghapus kemelaratan
belas kasihan dan derma baju bekas
tak bisa menolong kami
kami tak percaya lagi pada itu partai politik
omongan kerja mereka tak bisa bikin perut kenyang
mengawang jauh dari kami punya persoalan
bubarkan saja itu komedi gombal
kami ingin tidur pulas utang lunas
betul betul merdeka tidak tertekan
kami sudah bosan dengan model urip kayak gini
tegasnya: AKU MENUNTUT PERUBAHAN!
__________________________________
Diambil dari Kolom Budaya;
Komite Buruh untuk Aksi Reformasi (KOBAR)
Edisi ke V Minggu ke II September 1998
SATUKANLAH
merdeka dan bebas
itu yang selalu diteriakkan dengan lantang
namun pernahkah kita rasakan
kebebasan dan kemerdekaan itu?..
saat menyuarakan hati
untuk menuntut hak hak kita sebagai buruh
memang kita telah merdeka
memang kita telah bebas
tapi.. kawan harus ingat
disana dibalik tembok tembok pabrik
yang berdiri dengan kokoh dan megah
beribu ribu buruh menjerit
menangis dan meronta
mereka dipaksa lembur
mereka dipaksa untuk kejar target
mereka dipenjara di tempat yang telah merdeka
untuk kaum kapitalis yang haus dan rakus
saatnya telah tiba
mari kita satukan langkah
rapatkan barisan
bulatkan tekad
dengan satu kata:LAWAN!
buruh bersatu
lawan penindasan!
______________________________
Diambil dari Kolom Budaya;
Seruan Buruh Edisi ke V,
Desember 1999
dari pancaran raut wajah kalian
kulihat sinar kelelahan
kulihat sinar kemarahan
kulihat sinar kekuatan
cahaya itu bukan ada di satu – dua orang buruh
tapi di semua wajah buruh
selalu memancarkan sinarnya
laksana wajah seorang bayi
laksana seorang muslim
yang wajahnya dibasuh air wudhu
laksana wajah kasih seorang suster
laksanan raut wajah pasrah seorang rahib
pada raut wajah itu
kulihat masa depanku
masa depan rakyat dan negeriku.
____________________________
Diambil dari Kolom Budaya;
Seruan Buruh Edisi XIV
Januari 2001
perjuangan kita adalah tetes keringat
yang bersatu geramnya hati
pahit manisnya perjuangan kita
adalah tidur berganti mimpi
perjuangan kita
adalah susunan perjuangan yang terbagi dalam tiga fatamorgana;
perjuangan, persatuan dan pengorbanan
untuk terus diperjuangkan, diresapi dan dimengerti
agar kita kelak tidak terus tertindas.
perjuangan kita tercipta
karena adanya persatuan
bukan karena hasutan dan bujukan
kita tuntun perjuangan kita bersama
agar mendapatkan hak kita
kami ingin adanya persatuan
dimanapun kalian berada
kami ingin terus berjuang
maka kita jangan bercerai berai
kita harus bersatu padu
___________________________________
Diambil dari Kolom Budaya;
Seruan Buruh Edisi XIV Januari 2001
KITA AKAN BALAS
hari ini kudengar kabar kawan – kawan ditangkap
satu orang diculik
puluhan preman telah disewa pengusaha
untuk gagalkan aksi kita
sambil mabuk – teler mereka pukuli kita
beberapa buruh perempuan dengan jilbabnya disunduti
kasar menyuruh masuk pabrik; kerja!
padahal tuntutan kalian
hanyalah cuti haid, ubah status buruh kontrak jadi buruh tetap
dan yang lebih mengagetkan lagi
pimpinan mereka adalah ‘pak haji’
Tuhanku
aku bukanlah Muhammad
yang bisa mendoakan umatnya yang berdosa untuk dimaafkan
aku berdoa untuk kawan kawan yang berjuang
agar KAU beri kekuatan
dan kawan kawan yang takut; KAU beri keberanian
semoga kawan dari pabrik lain mendukung aksi kita
kawan kawan mahasiswa bisa ikut mendukung kita
kawan kawan dari masyarakat sekitar juga
semoga aksi ini membawa persatuan rakyat tertindas
kudengar kabar kalian semua ditangkap
dengan diiringi pentungan, pukulan dan letusan pistol
aku tahu kali ini doaku belum KAMU dengar
suatu saat doa itu akan menjadi kenyataan
kita akan balas
____________________________
Diambil dari Kolom Budaya;
Seruan Buruh Edisi XIV Januari 2001
SEORANG BURUH MASUK TOKO
masuk toko
yang pertama kurasa adalah
cahaya
yang terang benderang
tak seperti jalan-jalan sempit
di kampungku yang gelap
sorot mata para penjaga
dan lampu-lampu yang mengitariku
seperti sengaja hendak menunjukkan
dari mana asalku
aku melihat kakiku jari-jarinya bergerak
aku melihat sendal jepitku
aku menoleh kekiri kekanan-bau-bau harum
aku menatap betis-betis dan sepatu
bulu tubuhku berdiri merasakan desir
kipas angin
yang berputar-putar halus lembut
badanku makin mingkup
aku melihat barang-barang yang dipajang
aku menghitung-hitung
aku menghitung upahku
aku mrnghitung harga tenagaku
yang menggerakkan mesin-mesin di pabrik
aku melihat harga-harga kebutuhan
di estalase
aku melihat bayanganku
makin letih
dan terus diisap
10 september 1991
ada kata baru kapitalis,
baru? Ah tidak, tidak..
sudah lama kita dihisap
bukan kata baru, bukan..
kita dibayar murah
sudah lama, sudah lama
sudah lama kita saksikan
buruh mogok dia telpon kodim, pangdam
datang senjata sebataliyon
kita dibungkam
tapi tidak, tidak
dia belum hilang kapitalis
dia terus makan tetes..
ya tetes tetes keringat kita
dia terus makan
sekarang rasakan kembali jantung
yang gelisah memukul mukul marah
karena darah dan otak jalan
kapitalis
dia hidup
bahkan berhadap - hadapan
kau aku buruh; mereka kapitalis
sama sama hidup
bertarung
ya, bertarung..
sama sama?
tidak, tidak bisa
kita tidak bisa bersama sama
sudah lama ya.. sejak mula
kau aku tahu
berapa harga lengan dan otot kau aku?
kau tahu berapa upahmu?
kau tahu jika mesin mesin berhenti?
kau tau berapa harga tenagamu?
mogoklah
maka kau akan melihat
dunia mereka
jembatan ke dunia baru
dunia baru.. ya dunia baru
Tebet, 9 / 5 / 1992
di lembang ada kawan sofyan
jualan bakso kini karena dipecat perusahaan
karena mogok karena ingin perbaikan
karena upah ya karena upah
di ciroyom ada kawan sodiyah
si lakinya terbaring di amben kontrakan
buruh pabrik teh
terbaring pucet dihantam tipes
ya dihantam tipes
juga ada neni
kawan bariah
bekas buruh pabrik kaos kaki
kini jadi buruh di perusahaan lagi
dia dipecat ya dia dipecat
kesalahannya: karena menolak
diperlakukan sewenang-wenang
di cimahi ada kawan udin buruh sablon
kemarin kami datang dia bilang
umpama dironsen pasti nampak
isi dadaku ini pasti rusak
karena amoniak ya amoniak
di cigugur ada kawan siti
punya cerita harus lembur sampai pagi
pulang lunglai lemes ngantuk letih
membungkuk 24 jam
ya 24 jam
di majalaya ada kawan eman
buruh pabrik handuk dulu
kini luntang-lantung cari kerjaan
bini hamin tiga bulan
kesalahan : karena tak sudi
terus diperah seperti sapi
di mana-mana ada sofyan ada sodiyah ada bariyah
tak bisa dibungkam kodim
tak bisa dibungkam popor senapan
di mana-mana ada neni ada udin ada siti
di mana-mana ada eman
di bandung - solo - jakarta - tangerang
tak bisa dibungkam kodim
tak bisa dibungkam popor senapan
satu mimpi
satu barisan
Bandung 21 mei 1992
tempat pertemuan kami sempit
bola lampu kecil cahaya sedikit
tapi makin terang bagi kami
tangerang - solo - jakarta kawan kami
kami satu: buruh
kami punya tenaga
tempat pertemuan kami sempit
di langit bintang kelap-kelip
tapi makin terang bagi kami
banyak pemogokan di sanasini
tempat pertemuan kami sempit
tapi pikiran ini makin luas
makin terang bagi kami
kegelapan disibak tukar-pikiran
kami satu: buruh
kami punya tenaga
tempat pertemuan kami sempit
tanpa buah cuma kacang dan air putih
tapi makin terang bagi kami
kesadaran kami tumbuh menyirami
kami satu: buruh
kami punya tenaga
jika kami satu hati
kami tahu mesin berhenti
sebab kami adalah nyawa
yang menggerakkannya
Bandung 21 mei 1992
leuwigajah tak mau berhenti
dari pagi sampai pagi
bis-bis-mobil pengangkut tenaga murah
bikin gemetar jalan-jalan
dan debu-debu tebal membumbung
mesin-mesin tak mau berhenti
membangunkan buruh tak berkamar-mandi
tanpa jendela tanpa cahaya matahari
jejer berjejer alas tikar
lantai dinding dingin lembab pengap
mulut lidah-lidah penghuni rumah kontrak
terus bercerita buruk
lembur paksa sampai pagi
tubuh mengelupas-jari jempol putus –
upah rendah
mogok - pecat
seperti nyabuti bulu ketiak
tubuh-tubuh muda
terus mengalir ke leuwigajah
seperti buah-buah disedot vitaminnya
mesin-mesin terus menggilas
memerah tenaga murah
satu kali duapuluhempat jam
masuk - absen - tombol ditekan
dan truk-truk pengangkut produksi
meluncur terus ke pasar
leuwigajah tak mau berhenti
dari pagi sampai pagi
asap crobong terus kotor
selokan air limbah berwarna
mesin-mesin tak mau berhenti
terus minta darah tenaga muda
leuwigajah makin panas
berputar dan terus menguras
Bandung 21 mei 1992
E D A N
sudah dengan cerita mursilah?
edan!
dia dituduh maling
karena mengumpulkan serpihan kain
dia sambung-sambung jadi mukena
untuk sembahyang
padahal mukena tak dibawa pulang
padahal mukena dia taroh
di tempat kerja
edan!
sudah diperas
dituduh maling pula
sudah dengan cerita santi?
edan!
karena istirahat gaji dipotong
edan!
karena main kartu
lima kawannya langsung dipecat majikan
padahal tak pakai wang
padahal pas waktu luang
edan!
kita mah bukan sekrup
Bandung 21 Mei 1992
BUKAN DI MEJA SPSI
berlima dari solo berkeretaapi kelas ekonomi murah
tak dapat kursi melengkung tidur di kolong
pas tepat di kepala kami bokong-bong
kiri kanan telapak kaki tas sandal sepatu
tak apa di pertemuan ketemu lagi kawan
dari krawang-bandung-jakarta-jogya-tangerang
buruh pabrik plastik, tekstil, kertas dan macam-macam
datang dengan satu soal
dari jakarta pulang tengah malam dapat bis rongsok
pulang letih tak apa diri telah ditempa
sepanjang jalan hujan kami jongkok tempat duduk
nempel jendela
bocor
bocor
sepanjang jalan tangan terus mengelapi
agar pakeyan tak basah
dingin
dingin
tapi tak apa
diri telah ditempa
kepala dan dada masih penuh nyanyi panas
hari depan buruh di tangan kami sendiri
bukan di mulut politikus
bukan di meja spsi
______________________________________________
Wiji Thukul. Lahir di Sorogenen Solo, 26 Agustus 1963
Seorang penyair kerakyatan dan seniman dari kelompok teater
Jagat, juga aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD).
PERJUANGAN
bermula dari ketidakadilan
kami teriakkan penderitaan
tapi mereka tak mendengarkan
kami ini ramah itu hanya katanya
masih banyak diantara kami
berjuang hanya untuk mendapatkan yang seharusnya kami terima
tanpa ada teriakan; yang memekakkan telinga
tanpa ada derita; karena luka
tanpa ada iri hati; karena berbeda
semua karena kesombongan dan keangkuhan
kami memang punya tenaga
tapi bukan untuk ditindas dan diperas
selama darah masih mengalir
perjuangan kami tak menyerah
‘tuk melawan kapitalis serakah!
_______________________________
Diambil dari Kolom Budaya;
Seruan Buruh Edisi ke VII, Maret 2000.
KEHIDUPAN
begitu banyak perbedaan
bersaing keras
tak ada yang mau mengalah
ingin slalu diterima
semua…….
dengan pendiriannya
inikah yang dinamakan kehidupan……
kebingunganpun datang…
‘tuk mencari kesamaan
bersuara….
tak ada yang mau mendengar
sangat terasa dihati
untuk saling menghancurkan
begitu sulitkah kawan….
kebebasan yang didapat
jangan.. kau jadikan suatu kemenangan
kehidupan ini… kawan
milik semua..
tanggung jawab bersama.
adalah ibadat tanpa perlu bersusah payah
adalah perhiasan tanpa berhias
adalah kehebatan tanpa kerajaan
diam; berarti….
benteng tanpa pagar
dan kekayaan tanpa minta maaf kepada orang
diam menjadikan istirahat
bagi kedua malaikat pencatat amal
diam menutup segala keaiban
menjadi…keindahan bagi yang baik
dan menutup… bagi yang bodoh
diam mengandung 7000 kebaikan
Jakarta , 26 Desember 2005.
______________________________________
Rokhati, bekerja di PT.Golden Continental
Kawasan Berikat Nusantara Cakung Jakarta Utara.
kau nyalakan semua mesin
dari banyaknya keringat yang terlepas
kuselesaikan banyaknya target yang kau minta
dari sisa tenaga yang tersisa
telah lama aku mengabdi
diantara deru mesin
telah lama aku memberi
makanan kapitalis dan keluarganya
sewindu sudah aku terperas
dari banyak tubuh yang terkelupas
dari hidup yang terkoyak
dari tidur yang tidak nyenyak
kau tegakkan pabrikmu
dengan akal bulusmu
kau langgengkan pabrikmu
dengan seperangkat alat
kini aku tahu janji - janjimu
hanya suara dan khayalan
kini aku tahu penyelesaiannmu
tukang pukul dan militer
akan kubalas akal bulusmu
dengan kekuatan perjuanganku
akan kuhadang tukang pukulmu
dengan kesatuan kaumku
akan kuserukan kebebasan kaumku
dari perasan kaummu
lingkungan yang tak bermoral
suasana yang tertekan
maka bersatulah dalam perjuangan
maka kumpulkanlah kekuatanmu
untuk mencapai hidup baru
Dari SUARA BURUH 1993
ketika tidak ada penindas
maka tidak ada lagi yang tertindas
ketika tidak ada lagi majikan
maka tidak ada lagi buruh
ketika tidak ada lagi si kaya
maka tidak ada lagi si miskin
ketika tidak ada lagi penguasa
maka tidak ada lagi yang dikuasai
ketika semua hanya dijadikan renungan
ketika perubahan hanya sekedar ucapan
ketika kesadaran hanya ada dalam pikiran
kapankah ini semua akan berakhir?
gedung bertingkat dan rumah mewah
rumah sangat sederhana dan kolong jembatan
perbedaan itu masih dapat kita lihat
pemilik modal yang ongkang-ongkang kaki
buruh yang kerja keras dan hampir mati
perbedaan yang masih kita rasakan
kapankah ini akan berakhir?
dan siapakah yang akan membebaskan kita?
ternyata semua hanya bohong
tidak ada yang mau menolong kita
kalau bukan diri kita sendiri
sekarang juga harus kita lakukan
kita galang kesadaran kaum buruh yang tertindas
kita galang kesadaran kaum tani yang tertindas
kita galang kesadaran kaum nelayan yang tertindas
kita galang seluruh kekuatan rakyat yang tertindas
sekarang juga kita satukan barisan
sekarang juga kita maju bergerak
sekarang juga kita bangun bersama
sebuah dunia baru; tanpa penindasan
_________________
Tukilo. FNPBI Cakung
ketika fajar menyinsing
seorang anak kecil menangis sedih
melihat bapaknya duduk seorang diri
meratapi nasibnya yang tak pasti
lusuh.. kusut….
diraut wajahnya
marah.. menangis….
yang ada dihatinya
mereka.. para penguasa
merampas….
menghancurkan cita citanya
jerit hatinya
apakah ini yang dinamakan keadilan
apakah ini yang dinamakan kemerdekaan
tidak!!!
teriak hatinya
ini namanya perampasan
ini namanya ketidakadilan
kelak, aku harus bangun
aku, harus bangkit
aku harus teruskan perjuangan bapakku
‘tuk melawan penindasan
aku harus sekolah
aku harus raih cita citaku
aku akan berjuang
dan……….
aku harus merdeka!!
AKU
Aku adalah aku
bukan kamu, dia, atau siapapun
aku sudah lelah bersandiwara
disini…aku ingin mencari dan menjadi diriku
aku ingin menangis, ketika aku merasa sedih
dan kunikmati setiap tetes air mataku
aku ingin tertawa, ketika aku gembira
dan kubiarkan tawa itu lepas tanpa batas
aku ingin tersenyum, ketika aku merasa bahagia
lalu kuterbangkan anganku hingga keatas awan
aku ingin tak ada seorangpun yang melarangku bernyanyi
karena aku ingin bernyanyi dan bernyanyi kapanpun aku mau
aku ingin tak ada seorangpun yang mengusik
saat aku mendengar atau memainkan musik
aku ingin berteriak, ketika dadaku terasa sesak
dan aku ingin menulis…
ketika ada sesuatu yang menyentuh perasaanku
duniaku saat ini
dunia yang penuh emosi dan caci maki
serasa diri tak punya arti
ada kerelaan yang dipaksakan
ada kemauan yang diharuskan
demi perut yang harus diisi
agar tetap hidup di esok hari
“sampai kapan aku bisa bertahan?”
bercengkrama dengan bising mesin
yang mengalunkan irama tak senada
bercanda dengan bahan dan aromanya
plus debu – debu sintetisnya
berperang melawan waktu dan angka – angka
memutar otak - peras keringat
tuk’ dapatkan hasil tertinggi
menuju dunia seniku yang indah
aku bosan dengan teriakan;
target!!... target!!.. target!!.. dan target!!....
Jakarta, 18 Desember 2004
_____________________________________
Tari Adinda, tinggal di Jakarta Utara dan bekerja
pada sebuah PT di Kawasan Berikat Nusantara –
KBN Cakung. Selain menulis puisi Tari juga telah
menghasilkan puluhan lagu – lagu balada.
No comments:
Post a Comment