
Jiwanya bergejolak sejak menjadi anak angkat Okayaman, salah seorang tokoh pergerakan yang dibuang ke Boven Digul. Dan makin dimatangkan di sekolah Nationaal Handele Lallegiun (NHL) di bawah didikan Douwes Dekker. Di masa revolusi, dia bergabung dengan Angkatan Pemuda Indonesia (API) yang bermarkas di Menteng 31, keluar-masuk hutan, bergerak dari satu
Dia pernah menjadi wartawan Harian Boeroeh di Yogyakarta. Dia memimpin serikat buruh: Serikat Buruh Kendaraan Bermotor, Serikat Buruh Batik, Serikat Buruh Pelabuhan, termasuk di lembaga induknya, Serikat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI). Lalu dimatangkan lewat International Union of Students (IUS), World Federation of Democratic Youth, dan World Federation of Trade Unions, yang membuatnya berkeliling ke sejumlah negara bekas-bekas kolonialisme.
Bersama M.S. Azhar dan Njoto, A.S. Dharta mendirikan Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) pada 17 Agustus 1950 dan menjadi sekretaris jenderal (Sekjen) pertamanya.
Puisi, esai, kritik sastra, dan catatan perjalanannya tercecer di sejumlah media dalam dan luar negeri, serta masuk dalam antologi bersama.
Dia juga berkolaborasi dengan Amir Pasaribu, yang tahun 2006 menerima penghargaan Akademi Jakarta untuk bidang musik, menghasilkan antara lain lagu "Irama Mei".
- Saidjah dan Adinda (naskah drama, adaptasi novel karya Multatuli yang diterjemahkah Bakri Siregar)
- Rangsang Detik (kumpulan sajak, 1957)
Hati dan Otak Kita
hati dan otak kita
ada dimana-mana
di
menjalar di tubuh hidup
menembus batu dan beton
mendobrak besi dan baja
menyikat segala baksil terror
makin bangkit badai mengancam
makin kuat makin dahsyat
alamat kiamat bagi nafsu
yang mempertahankan neraka atas dunia.
tinggalkan mimpi 40 bidadari
lepaskan hidup setengah mampus
dan mari hidup, mari hidup
di
meluaskan kasih dan cinta
merata bagi semua.
Jalan Terus
kata Suurhoff*:
bung, jangan main-main politik
siapa berpolitik dia komunis
siapa komunis dia pengacau
bandit, perampok bajingan tengik.
bung, jangan masuk SOBSI
mari kita elus-elus sama majikan
senyum-senyum damai-damai
mogok itu jahat
siapa mogok dia komunis.
gua gak ngerti minis-minisan
gua gak doyan damai-kaburan
gua gak demen terror harga
imperialis jahat habis perkara!
sekarang merdeka, kata bung Karno
gua minta merdeka dari penjajahan
sepiring nasi.
_____________
* salah seorang pemimpin buruh negeri Belanda yang anti buruh berpolitik.
Nyanyian Buruh Angkutan
Kepada fusi buruh transport
aku mogok dijalan-jalan
Pierre-Paris dan Joe-London
kita bikin mampus lalulintas
kita raja mobil, kereta api, kapal dan udara
kita bikin botak direktur-direktur.
sudah tahu arti bersatu
kagak doyan lagi terror harga
mogok!, keramaian
kita jadikan sunyi kuburan.
dulu buta huruf buta segala
kini pahlawan, jadi pahlawan
bikinan penindasan imperialis
Aku Triompator Hari Esok!
Teruskan…
In memoriam kawan-kawan Ngalihan
pancaran kilat matamu
teruskan, Generasi Baru, teruskan…
sorotan matamu. Dalam jiwa gemuruh api
darah muda ini bernyanyi lagu
maju terus, maju terus
bekerja, berjuang, hidup mati untuk rakyat.
tidak membikin kami lemah
terkulai layu. Kami tahu engkau mati
di jalan juang tujuan kita bersama:
membebaskan manusia dari laparsengsara.
rela ikhlas menyerahkan segala
dan itu penjara siksa derita
hanya karangan melati engkau
taburkan dihati kami Generasi Baru.
kebangkitan
maju terus! kedunia rakyat kuasa.
Kepada Mao Tje-tung
Menyambut 1 Mei ‘51
akan terkejut gembira melihat
gempita pesta kelas buruh dan perdamaian.
lintasi gunung hutan dan sungai
dalam serangan peluru, lesu dan lapar
pagi ini engkau tak akan terkejut
engkau tahu: matahari reaksi segera tenggelam.
dan pemuda-pemuda menyanyi menari yangko
dan akan kau dengar pula kumandang
suara kami bersatu lagu dengan bangsamu…
engkau tahu: matahari demokrasi makin gemilang.
hianat, maut, siksa dan lapar…
dan kami juga tahu sebentar lagi
tiada batas dalam kebebasan rakyat
kita tahu: matahari kemenangan membunga atas dunia.
bagimu dan bagi kami membawa nyanyian merdu:
“Serikat Internasionale Pasti di Dunia”
Barisan dan Bendera
kawan-kawan
ini barisan kita sudah banyak bolong-bolong
dan ini bendera sudah penuh koyak-koyak
ini barisan, barisan juang
dan bendera merah warna darah
bolong dan koyak adalah bintang.
detik ini kita kenangkan
prajurit yang telah gugur di pangkuan bumi
Digul, Madiun, Ngalihan, dimana-mana
prajurit barisan pembawa bendera kita
pada kita sudah tidak ada ampun lagi
terhadap mereka yang bikin kita bolong dan koyak
dan yang menjadikan neraka atas dunia…
barisan ini barisan kaum lapar
dan benderanya bendera merah darah rakyat.
barisan dan bendera ini
sekarang kita bawa ke perang penghabisan
dimana kita: tegakkan perdamaian kekal-adil
dimana kita nyanyikan gembira lepas bebas
bahagia sosialisme, bahagia dunia rakyat!
Senen-Kramat
malam di Senen-Kramat
dua dunia menusuk otak dan rasa.
Amat becak hah-hah-ha menari doger
Bir dan doger
sama saja, bikin lupa sementara
dua dunia menusuk otak dan rasa.
mari, nyai, mari, ayo mabuk
lari dari cekikan dua dunia.
di Senen Kramat, makin letih
Bir dan doger, makin melintang
garis tegas antara Parvenu dan Amat.
malam ini kudengar dengking memaki
Amat yang habis uang tidak menari:
aku bosan lupa, bosan menyerah
persetan takdir dan nasib!
maki mengguntur menyesak udara
dua dunia berkutetan berkelahi
Senen-Kramat disenyum fajar.
tidak mau lari lagi
tidak mau narik becak
dia hanya mau dunia kembali satu dan sama.
Gang Tengah 29
engkau bintang di hati kami
sumber daya yang ngalir abadi
bikin manusia-manusia baru.
merasa bangga membawa garis
kepunyaanmu, kepunyaan
hingga deburan cinta makin menyala
pada tanah air dan dunia.
engkau tenang tahan segala
dan kami makin setia
bela garis bela cita
bikin habis hidup sengsara.
jadi segar laksana cahya
jadi deras laksana darah
segala engkau suruh sumbangkan
kepada kenyataan abad rakyat.
tiap detik berada di tengah gelanggang
susun barisan atur serangan
dan ini hanya permulaan dari
jalan panjang ke pembebasan.
yang bikin dada rindu berdebar
menantikan dunia berseri laksana bunga.
Kader SB
Kepada SOBSI yang besar
dan mengapa segar mengintan
bagaikan embun di rumput pagi harapan.
bayi kepedihan hari kemarin
remaja kegairahan hari ini
nyala yang mewarnai bahagia
bagi bangsa dan manusia.
pada ujung sorak-sorai revolusi
yang bikin kaya republik
semula tidak punya apa-apa
selain harta merdeka.
seteru dari budak-budak bayaran
penganjur keruntuhan
yang mau bikin muram
kegemilangan hidup hari ini.
dimana manusia merintih
dibelenggu kerja paksa
dan aku pencipta barisan
yang kembali kibarkan harapan.
dalam duka dalam suka
karena aku panglima barisan
yang tidak punya apa-apa
tapi pembawa merdeka bagi semua.
dengarlah: mari, hari ini jadikan pesta
kejayaan juang menyongsong cinta merata!
Rukmanda
sebutkan segala penjara
dan itu adalah aku
kepahitan pembuangan
kerinduan pada kecapi
kesunyian malam sepi
kenangan pada Priangan
dan kelayuan dari menanti.
rangkaian detik
berpuluh tahun
aku serahkan segala
pada pesta perlawanan
selama ini jiwa remaja
setiap detak nafas nyawaku
dan kala ini juga diminta
aku nyanyikan “Bangunlah Kaum Terhina”.
bersatu dengan bumi tanah air tercinta
tapi lagu aku tamatkan
bersama bintang seminar kelam
dengan debar jantung terakhir
yang melihat fajar bersinar
kelahiran tunas penyambung keremajaanku.
dan itu adalah aku
tapi sebutkan juga kesetiaan
kegairahan dan kepahlawanan
itulah aku!
Petikan Gitar (1949)
Untuk kawan dan lawan
selama ini berdebu disudut kamar
mengalun lagu kenangan lama.
trem penghabisan menderu lalu
kawanku menyanyi nyayian hati
cerita remaja mencumbu gadis
cerita lama jutaan buku.
dan malam makin menyepi
sukaduka bergetar dalam suara
remaja menempuh badai lautan
hilang gadis, hilang impian.
remaja telanjang dilapang luas
sekitar menantang nuntut pilihan
mau kemana, mau kemana
ini batas, ini anggur dan wanita.
dijauhan tukang sate yang mengeluh
dagangan mesti habis malam ini
dan dia tidak mau menyerah
bintang harapan di dalam hati.
kawanku mesra merangkai bunga api
dan hati remaja kembali.
Surat
kutumpahkan segala daya puisiku
untuk menamatkan hidup dongengan, Ira
ayo, kusambut ajakan dendang lagumu
memaya zaman ini kita bersama.
hidup keras dalam rimba pengabdian
dimana kita miliki damai di hati
dan tujuan di hidup gemilang arti.
pesta warna pribadi-pribadi yang tahu cinta
suratku ini menterjemahkan ketekunan
suratku ini menterjemahkan kemenangan.
Mars ke Sosialisme
kami manusia kini
najis dan koyak di kutuk sejarah.
zaman budak, zaman feodal
dan zaman penghisapan kapital
yang ingin ‘ngubur kembali
kemenangan manusia atas hewan
dengan wabah hak milik perseorangan.
neraka dipanggil
perang dipanggil
malaikat dan setan
jadi alat penegak nafsu.
najis dan koyak dikutuk sejarah.
menggeliat meraih fajar
dunia milik bersama
yang membunga berwarna merah.
tetapi lempar neraka
memuja damai
dan hukum perang
kawan malaikat
seteru setan
sucikan diri dari
rawa koreng zaman lama berabad-abad.
ciptakan udara baru
bagi manusia yang meraih fajar
bagi manusia yang ingin wajar
bagi manusia malaikat dan bidadari.
suci ditempa sejarah
manusia – yang tak kenal menyerah
manusia – penguasa alam raya:
membuka pintu ke dunia fajar bersinar
ketok hati ke manusia besar karena wajar.
No comments:
Post a Comment